Senin, 24 November 2014, 16:29
Mohammad Arief Hidayat
VIVAnews
- Tiga pesawat tempur Sukhoi milik Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dikirim dari Pangkalan Utama Angkatan Udara (Lanud) Sultan Hasanudin,
Makassar, ke Bandara Juwata, Tarakan, Kalimatan Utara. Jet tempur itu
tiba di Juwata pukul 10.20 Wita, Senin, 24 November 2014.
Pesawat
tempur skuadron udara 11 itu disiagakan di Tarakan untuk mengamankan
perairan Ambalat dan kawasan laut perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
Itu menyusul peningkatan intensitas kapal-kapal angkatan laut dan udara
Malaysia melanggar batas wilayah perairan Indonesia di Ambalat.
Komandan
Satuan Tugas Pertahanan Udara dari Lanud Makassar, Kolonel Pnb Fajar
Adriyanto, mengatakan bahwa pengamanan di Tarakan memang agenda rutin.
Tapi dia juga membenarkan adanya kapal dan pesawat Malaysia yang dengan
sengaja melanggar batas wilayah, khususnya di perairan Ambalat.
Asisten
Intelijen Kosekhanudnas II, Letkol Bambang (PNB) Juniar, sebelumnya
mengatakan bahwa kapal perang Malaysia kembali melanggar batas wilayah
di perairan Ambalat. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, Malaysia
sudah melanggar tiga kali.
Berdasarkan pantauan Kosekhanudnas II,
Malaysia benar-benar menganalisis kondisi Indonesia. "Contoh, kalau
kita ada konsentrasi di pengamanan Pemilu Presiden, mereka masuk. Lalu
semua pesawat kita lagi konsentrasi fly pass di Surabaya, mereka nongol
lagi," katanya.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal)
Tarakan, Letkol Laut (P) Aries Cahyono, juga membenarkan adanya
pelanggaran batas wilayah dari Malaysia beberapa bulan ini. Terakhir,
kata dia, Kapa Diraja Pari milik Malaysia masuk ke Ambalat pada 3
November 2014.
Laporan dari dua KRI di Ambalat, yakni Diponegoro
dan Tedung Selar, Kapal Diraja Pari dipergoki saat sudah masuk hampir 4
mill ke daerah perbatasan Malaysia. Bahkan, sudah mendekati Karang
Unarang.
"Kalau ada upaya mencuri masuk seperti itu, jika ketahuan, ya, kita menghalau," ucapnya.
Ambalat
adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak
di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan
perbatasan darat antara Sabah, Malaysia, dan Kalimantan Timur,
Indonesia.
Penamaan blok laut ini
didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan bawah laut,
khususnya dalam bidang pertambangan minyak. (ren)
Muhammad Tahir/Tarakan
Sumber: http://nasional.news.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar