Jumat, 21/11/2014 10:29 WIB
Jakarta -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti terus memperjuangkan nasib nelayan. Selain berjuang agar
nelayan bisa mendapat jatah elpiji 3 kg, Susi juga mendorong perbankan
untuk gencar memberikan kredit ke nelayan.
Usai bertemu dengan Susi, Anggota Dewan Komisioner Otoritas jasa Keuangan (OJK) yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen, Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono mengatakan, selama ini lembaga keuangan termasuk bank menganggap risiko kredit untuk nelayan lebih tinggi dibandingkan petani atau pengrajin.
"Jadi mereka (perbankan) lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit. Nah pandangan yang bisa dikoreksi tentunya," kata Kusumaningtuti di kantor OJK, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Di tempat yang sama, Susi mengatakan, kekhawatiran perbankan akan risiko kredit nelayan bisa diatasi.
"Pengalaman saya pribadi, nelayan itu jarang yang ngemplang kredit!" kata Susi.
Susi mengatakan, pembiayaan atau kredit untuk nelayan ini dibutuhkan agar alat tangkap nelayan di Indonesia bisa lebih modern, demikian juga dengan fasilitas penting, seperti mesin es dan pasar ikan.
"Kalau yang utara, kapal besar itu mungkin dengan cold storage, kalau yang nelayan pesisir itu mesin es yang paling penting. Kemudian pasar ikan kecil-kecil mungkin 5 x 10 meter. Itu sudah lebih dari cukup yang penting ada. Kalau utara tadi mungkin juga pembinaan, karena memang sedikit beda gaya hidup dengan selatan. Utara lelakinya lebih kuat, duitnya lebih banyak habis," papar Susi.
(dnl/hds)
Usai bertemu dengan Susi, Anggota Dewan Komisioner Otoritas jasa Keuangan (OJK) yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen, Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono mengatakan, selama ini lembaga keuangan termasuk bank menganggap risiko kredit untuk nelayan lebih tinggi dibandingkan petani atau pengrajin.
"Jadi mereka (perbankan) lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit. Nah pandangan yang bisa dikoreksi tentunya," kata Kusumaningtuti di kantor OJK, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Di tempat yang sama, Susi mengatakan, kekhawatiran perbankan akan risiko kredit nelayan bisa diatasi.
"Pengalaman saya pribadi, nelayan itu jarang yang ngemplang kredit!" kata Susi.
Susi mengatakan, pembiayaan atau kredit untuk nelayan ini dibutuhkan agar alat tangkap nelayan di Indonesia bisa lebih modern, demikian juga dengan fasilitas penting, seperti mesin es dan pasar ikan.
"Kalau yang utara, kapal besar itu mungkin dengan cold storage, kalau yang nelayan pesisir itu mesin es yang paling penting. Kemudian pasar ikan kecil-kecil mungkin 5 x 10 meter. Itu sudah lebih dari cukup yang penting ada. Kalau utara tadi mungkin juga pembinaan, karena memang sedikit beda gaya hidup dengan selatan. Utara lelakinya lebih kuat, duitnya lebih banyak habis," papar Susi.
(dnl/hds)
Sumber: http://finance.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar